PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN (EDUCATIONAL PSYCHOLOGY)
Disusun oleh:
Nama: ATIKA KHEIRINI
SELSY
Nim: 11140182000008
Kelas: MP-2A
JURUSAN MANAJEMEN
PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
DEFINISI PSIKOLOGI
PENDIDIKAN
Definisi psikologi
pendidikan menurut E.L Thorndike
(1874-1949), fokus pada penilaian, pengukuran, dan mempromosikan landasan
ilmiah proses belajar. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas paling
penting dalam sekolah adalah mengasah kemampuan bernalar para siswa, dan ia
sangat unggul dalam mendorong program studi ilmiah terhadap proses
belajar-mengajar. Thorndike sangat mempromosikan gagasan bahwa psikologi
pendidikan harus memliki sifat dasar ilmiah dan harus menekankan pada
pengukuran.
Pendapat saya terhadap definisi
psikologi pendidikan menurut E.L Thorndike yaitu dimana studi pembelajaran
dapat memberikan arahan psikologi pendidikan karena didalam pembelajaran
terjadi suatu proses kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar adalah hal yang
penting dalam dunia pendidikan dari proses belajar terjadi perubahan yang relatif
pada setiap diri peserta didik baik dalam prilaku, pengetahuan, dan
keterampilan berpikir yang terjadi melalui pengalaman. Dalam pendekatan pembelajaran
pandangan bahwa perilaku harus dijelaskan oleh pengalaman yang diamati secara
langsung bukan dengan proses mental. Jadi memang benar bahwa proses belajar
adalah hal penting dari psikologi pendidikan, contoh: ketika anak-anak sedang
belajar bagaimana cara mengerjakan soal-soal bahasa inggris, mereka mungkin
membuat beberapa kesalahan ketika sedang mengerjakan soal-soalnya, tetapi pada
titik tertentu mereka akan mendapatkan pengetahuan dan pelajaran sehingga
nantinya mereka akan lebih berusaha lagi dan mengingat keselahannya dan
memperbaikinnya. Anak akan berubah dari individu yang tidak dapat mengerjakan
soal-soal bahasa inggris menjadi individu yang dapat melakukannya. Begitu
mereka telah belajar bagaimana caranya, mereka tidak akan kehilangan
pengetahuan dan keterampilan. Serta proses menagajar yang baik dimana guru
dapat mempersentasikan hasil belajar anak-anak sampai seberapa jauh soal-soal
yang masih sulit dijawab dan mungkin di salah satu materi guru belum
menerangkan secara jelas kepada anak-anak sehingga anak-anak belum mengerti dan
belum mencapai tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan akhirnya anak-anak
menjawab soal-soalnya dengan jawaban yang salah. Setelah melihat hasilnya yang
kurang maksimal guru jadi mempelajari kesalahan dari proses cara mengajarnya
sehingga berikutnya guru akan menerangkan kembali. Jadi tidak semuanya yang
kita tahu adalah melihat hasil belajarnya. Meskipun memang kita mewarisi bawaan
sejak lahir yang tidak dipelajari, sebagai contoh kita tidak harus diajarkan
menelan, tersentak bila ada suara keras atau berkedip bila ada objek yang
datangnya terlalu dekat dengan mata. Kebanyakan prilaku manusia, bagaimanapun
tidak melibatkan factor keturunan saja. Ketika anak-anak mengerjakan soal-soal
bahasa inggris dengan cara yang baru, bekerja lebih keras lagi, mengajukan
pertanyaan yang lebih baik, menjelaskan jawaban dengan cara yang lebih logis
atau mendengarkan dengan penuh perhatian, pengalaman belajar yang bekerja. Jadi
bisa saja aspek terpentingnya dari psikologi pendidikan adalah proses
belajar-mengajar dan sekolah harus mempertajam keterampilan penalaran anak-anak
seperti yang dikemukakan oleh E.L Thorndike.
MANFAAT DARI BELAJAR
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Manfaat mempelajari psikologi
pendidikan bagi pendidik maupupun calon pendidik dapat dibagi menjadi dua
aspek, yaitu:
1. Untuk
Mempelajari Situasi Dalam Proses Pembelajaran
Psikologi pendidikan memberikan
banyak kontribusi kepada pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah
ini:
a. Memahami Perbedaan Individu (Peserta
Didik);
Seorang
pendidik harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan
hati-hati karena karakteristik masing-masing siswa berbeda- beda. Oleh
karena itu, sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa
tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna
menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Psikologi pendidikan
dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam memahami perbedaan
karakteristik siswa tersebut.
b. Penciptaan Iklim Belajar yang
Kondusif di Dalam Kelas;
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan
dalam proses pembelajaran sangat membantu pendidik untuk menyampaikan
materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa
diciptakan oleh pendidik sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan
efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam
proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil
proses belajar mengajar yang lebih baik. Psikologi pendidikan berperan dalam
membantu pendidik agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di
dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
c. Pemilihan Strategi dan Metode
Pembelajaran;
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik
perkembangan siswa. Psikologi pendidikan dapat membantu pendidik dalam
menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu
mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan
gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d. Memberikan Bimbingan kepada Peserta
Didik;Seorang pendidik harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak
hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai
pembimbing bagi peserta didik.Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa
untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang psikologi
pendidikan memungkinkan pendidik untuk memberikan bimbingan pendidikan
dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
e. Mengevaluasi Hasil
Pembelajaran;
Pendidik harus melakukan dua
kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan
evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Psikologi pendidikan
dapat membantu pendidik dan calon pendidik dalam mengembangkan evaluasi
pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi,
pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil
evaluasi.
2. Untuk
Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
a. Menetapkan Tujuan
Pembelajaran;
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku
yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Psikologi
pendidikan membantu pendidik dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
b. Penggunaan Media Pembelajaran;
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan diperlukan
pendidik untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan
digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan
gambaran nyata kepada peserta didik.
c. Penyusunan Jadwal Pelajaran;
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi
peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti
matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan
semangat dalam menerima materi pelajaran.
Menurut Chaplin (1972, dalam Online), untuk membantu
memcahkan masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan yang meliputi guru,
siswa, materi, metode, dalam masalah belajar-mengajar terdapat beberapa macam-macam
kegiatan yang memerlukan prinsip psikologis, yaitu (a) Seleksi penerimaan siswa
baru; (b) Perencanaan pendidikan; (c) Penyusun kurikulum; (d) Penelitian
kependidikan; (e) Administrasi kependidikan; (f) Pemilihan materi pelajaran;
(g) Interaksi belajar-mengajar; (h) Pelayanan bimbingan dan konseling; dan (i)
Evaluasi belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan psikologi pendidikan berperan dalam membantu pendidik untuk
merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Dalam buku Condition of Learning , Gagne (1997) mengemukakan sembilan
prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran,sebagai
berikut;
1. Menarik perhatian ( gaining
attention): Hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang
baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
(informing learner of the objectives): Memberitahukan kemampuan yang harus
dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang
telah dipelajari ( stimulating recall or prior learning ):
Merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi
prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
4. Menyampaikan materi pelajaran
( presenting the stimulus): Menyampaikan materi-materi pembelajaran yang
telah direncanakan.
5. Memberikan bimbingan belajar
( providing learner guidance): Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa
(eliciting performance): Siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah
dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7. Memberikan balikan ( proaviding
feedback ): Memberitahu seberapa jauh ketepatan performancesiswa.
8. Menilai hasil belajar (assessing
performance): Memberitahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai
tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat retensi dan transfer
belajar (enhancing retention and transfer ): Merangsang kamampuan
mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan
review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
METODE YANG MEMUDAHKAN
MEMPELAJARI PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Metode Penelitian Deskriptif
bertujuan mengamati dan merekam prilaku. Sebagai contoh, seorang psikologi
pendidikan dapat mengamati sejauh mana anak-anak yang agresif dalam kelas atau
wawancara guru mengenai sikap mereka terhadap jenis strategi pengajaran
tertentu. Dengan sendirinya, penelitian deskriptif tidak dapat membuktikan apa
yang menyebabkan fenomena tertentu, tetapi dapat mengungkapkan informasi
penting tentang perilaku dan sikap masyarakat.
Observasi
yaitu dengan malakukan pengamatan objektif, dokumentasi secara akurat dan
mengategorikan apa yang dilihat dan mengkomunikasikan pengamatan dengan
efektif. Mendokumentasikan pengamatan dengan menuliskannya, menggunakan tulisan
singkat, tapee recorder, kamera video , lembar pengodean khusus cermin satu
arah dan komputer.
Pengamatan
naturalistic mengamati prilaku secara nyata. Psikologi pendidikan melakukan
observasi naturalisik terhadap anak-anak ruang kelas, di museum, di taman
bermain, di rumah, di lingkungan , dan pengaturan lainnya.
Observasi
partisipan, pengamat partisipan sering berpartisipasi dalam konteks dan
mengamati beberapa saat, kemudian mencatat apa yang di lihat. Yaitu dengan
mengamati dan menuliskan catattan selama beberapa hari, minggu, atau bulan.
Misalnya, untuk mempelajari seorang siswa yang berprestasi buruk di kelas tanpa
alasan yang jelas, guru dapat mengembangkan rencana untuk mengamati siswa dari
waktu ke waktu dan mencatat perilaku siswa dan apa yang terjadi dikelas.
Wawancara
dan kuesioner terkadang adalah cara cepat dan terbaik untuk mendapatkan
informasi mengenai siswa dan guru dengan bertanya langsung. Hal ini digunakan
untuk mencari tahu tentang pengalama, kepercayaan, dan perasaan anak-anak dan
guru.
HAL YANG PALING
MENYENANGKAN DALAM MEMPELAJARI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Perkembangan adalah pola perubahan
biologis, kognitif dan sosioemosional
yang dimulai sejak pembuahan dan selama rentang hidup. Contoh; ketika sd kita
hanya mempelajari matematika dengan materi +,-,: dan x. tetapi ketika smp kita
mulai mempelajari rumus keliling, luas pada suatu bidang, ketika sma kita sudah
mulai mempelajari barisan dan deret dan ketika kuliah kita harus dapat
mengaitkan hubungan deret dan barisan dengan jurusan kuliah kita. Itu artinya
perkembangan dapat merubah diri seseorang menjadi yang lebih baik yaitu melalui
proses biologis perkembangan otak, tinggi dan peningkatan berat badan serta
keterampilan motoric dan perubahan hormonal pubertas. Kognitif melali
perkembangan pemikiran, kecerdasan dan bahasa anak. Sosioemosional perubahan
dalam hubungan anak dengan orang lain, perubahan emosional, dan perubahan
kepribadian.
Pertumbuhan adalah peningkatan
jumlah volume , berat dan ukuran. Dimana kita akan terus tumbuh seperti ketika
sd berat badan 29 kg dan tinggi 128 cm, smp berat badan 38 kg dan tinggi 152cm,
sma berat badan 45 kg dan tinggi 160 cm, dan kuliah berat badan 53 kg dan
tinggi 162 cm. hal yang menyenangkan
dari mempelajari pertumbuhan dan perkembangan adalah kita dapat mengetahui
setiap anak pasti akan berkembang dan tumbuh, serta setiap individu dalam
proses tumbuh dan kembangnya tidak akan pernah sama. Karena setiap anak diasuh
dengan pola yang berbeda, sehingga dalam hal ini perkembangan pengajaran yang
sesuai terjadi pada tingkat yang tidak terlalu sulit dan stress atau terlalu
mudah dan membosankan bagi tingkat perkembangan anak.
Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan tersebut;
(Surat Al-Mu’minun;12-14)
TEORI BELAJAR MENURUT
GESTLAT
Teori ini dikemukakan oleh koffka dan kohler dari
jerman. hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam
belajar yaitu:
a) Gestlat
mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya
b) Gestlat
timbul terlebih dahulu daripada bagian-bagiannya
Jadi
dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertamabyaitu memperoleh
response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. belajar yang
penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari,tetapi mengertivatau
memperoleh pengetahuan. sifat-sifat belajar dengan pengetahuan adalah;
a) Pengetahuan
tergantung dari kemampuan dasar
b) Pengetahuan
tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan
c) Pengetahuan
hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala
aspek perlu diamati.
d) Pengetahuan
adalah hal yang harus dicari
e) pengetahuan
sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru
Prinsip
belajar menurut Teori Gestlat;
a) Belajar
bedasarkan keseluruhan
b) Belajar
adalah untuk proses perkembangan
c) Siswa
sebagai organisme keseluruhan
d) Belajar
dapat mentransferskan kemampuan-kemampuan yang lain
e) Belajar
adalah reorganisasi pengalaman
f) Belajar
harus dengan pengetahuan
g) Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,keinginan dan tujuan siswa
h) Belajar
berlangsung terus menerus
Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan teori tersebut; Surat
(An-Nahl;78)

Menurut saya tentang teori Gestlat itu adalah benar
bahwa didalam belajar hal yang penting adalah bukan mengulangi hal-ahal yang
harus dipelajari melainkan harus mengerti atau memperoleh ilmu pengetahuan.
Karena orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain
sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada
bagian-bagiannya. Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia
telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu
organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan
oleh kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan
pengalaman. Siswa beljar tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan
jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern guru di samping mengajar, juga mendidik
untuk membentuk pribadi siswa. Belajar pada pkok yang terpenting pada
penyesuaian pertama ialah memperoleh respon yang tepat. Mudah atau sukarnya
problem itu terutama adalah masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan
telah dikuasai betul-betul maka dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.
Pengetahuan adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat
pengertian tentang sangkut paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang
mengandung problem.
INTELLIGENSI
Intelligensi terdiri atas keterampilan pemecahan
masalah dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman. Minta
intelligensi sering berfokus pada perbedaan individual dan penelitian. Intelligensi yang paling dominan yang saya miliki yaitu
kecerdasan intrapersonal dimana kemampuan untuk memahami perasaan, mimpi-mimpi
dan ide-ide pribadi. Pemahaman terhadap diir sendiri. Kemampuan untuk memahami
emosi, tujuan dan maksud pribadi. Dimana kemampuan untuk mengekspresikan
kesukaan atau ketidaksukaan yang kuat di kegiatan-kegiatan tertentu. Dapat
mengkomunikasikan perasaan-perasaan, sadar akan kekuatan dan kelemahan, percaya
diri dengan kemampuannya sendiri, kemampuan untuk menentukan cita-cita yang
wajar, kemampuan untuk bekerja menuju ambisi, pandai dalam mengerti dirinya
ssendiri dan fokus ke dalam perasaan dan impian-impiannya, pandai dalam
mengikuti nalurinya, pandai dalam mengajar kepentingan dan cita-citanya dan
suka orisinil.
Cara mengembangkannya yaitu bertanya kepada anak tentang
pendepatnya mengenai dirinya sendiri seperti kesukaannya, ketidaksukaannya,
kekuatannya dan kelemahannya. Mendorong untuk berpikir tentang
kejadian-kejadian di siang hari dan menuliskannya. Mendorong untuk mengingat
prestasi-prestasinya untuk mendapatkan motivasi yang berkelanjutan. Menyediakan
kertas buram supaya bisa mengdokumentasi pertumbuhannya dengan gambar-gambar
atau tulisan. Menentukan cita-cita bersama dengan oramg tua. Mendorong untuk
pertanyaan-pertanyaan dan mengerjakan beberapa hal bersama , dan mendorong
untuk mengekspresikan perasan-perasaan dan emosinya.
MOTIVASI
Motivasi adalah
dorongan atau rangsangan psikologis seseorang untuk belajar secara
sungguh-sungguh, penuh konsentrasi sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.

Motivasi internal yang mempengaruhi saya untuk
belajar pada jurusan manajemen pendidikan adalah dimana kondisi fisiologis dan
kondisi panca indra saya memungkinkan saya untuk dapat belajar dengan giat dan
masih sesuai kemampuan untuk dapat bermotivasi belajar di jurusan manajemen
pendidikan. Kondisi psikologis saya dimana minat awal saya memang untuk dapat
menjadi salah satu tenaga ahli pendidikan, makannya saya sangat berminat dengan
jurusan manajemen pendidikan dan saya lebih bermotivasi dalam belajar karan
jurusan yang saya pilih sesuai dengan minat saya. Segi kecerdasan dari hasil
tes teknologi dteksi sidik jari kecerdasan saya adalah orang yan mampu
memanajemen waktu, diri dengan baik meskipun ada dalam bidang lain yang belum
begitu saya ahli sehingga saya harus berusaha lagi dan harus lebih termotivasi
agar kecerdasan saya dapat lebih baik lagi. Segi bakat dalam memahami diri
orang lain dan dapat mengarahkan diri orang lain. Motivasi untuk dapat
memotivasi diri sendiri yaitu saya selalu mengingat usaha orang tua saya yang
menguliahkan saya jadi cara saya membangkitkan motivasi saya saya harus
menanamkan diri saya agar dapat sukses semuda mungkin agar dapat membahagiakan
kedua orang tua saya itu adalah salah satu prinsip dalam diri saya. Kemampuan
kognitif juga akan terus saya kembangakan dan akan diimplementasikan untuk
belajar di jurusan manajemen pendidikan.
Motivasi eksternal yang mempengaruhi saya untuk
belajar pada jurusan manajemen pendidikan adalah lingkungan dari segi alami dan sosial budaya
yaitu saya melihat di Jakarta masih banyak sekolah-sekolah yang belum memiliki
sistem manajemen yang baik, meskipun jika dilihat di Jakarta telah banyak
gedung-gedung bertingkat dan merupakan ibukota dari Negara Indonesia namun di
Jakarta dan di daerah sekitarnya masih banyak sekolah-sekolah yang sistem
manajemennya kurang bagus sehingga masih melahirkan lululusan-lulusan yang
tidak sesuai dengan karakter bangsa serta masih banyak guru-guru yang belum
kompeten dan tidak idealisme, itulah alasan saya sehingga saya termotivasi
untuk belajar di jurusan manajemen pendidikan. Instrumental, segi kurikulum
jurusan manajemen pendidikan sudah cukup baik meskipun masih ada hal-hal kecil
yang peru diperbaiki lagi. Dosen pengajar di jurusan manajmen pendidikan sangat
berkompeten meskipun belum seutuhnya memiliki sifat idealism. Sarana dan
prasarana di UIN Jakarta sudah sangat baik banyak fasilitas penunjang dalam
kegiatan belajar mengajar dan hamper semuanya sudah berbasis IT yang canggih
sehingga saya tidak kesulitan dalam belajar di jurusan manajemen pendidikan.
TEORI BELAJAR YANG
COCOK UNTUK JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Teori belajar yang bermakna
(Meaningful Learning)
Ada
dua dimensi dalam tipe-tipe belajar, yaitu;
a. Dimensi
menerima (reception learning) dan menemukan (discovery learning)
b. Dimensi
menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaningful learning)
Didalam reception learning semua bahan yang harus
dipelajari diberikan dalam bentuk finalnya dalam bahan yang disajikan. Di dalam
sicovery learning, tidak semua yang harus dipelajari dipersentasikan dalam
bentuk yang final, beberapa bagian harus dicari, didefinisikan oleh pelajar
sendiri. Pelajar harus mencari informasi sendiri. Kemudian informasi itu
diintegrasikan ke dalam struktur kognitif yang telah ada, disusun kembali,
diubah, untuk menghasilkan struktur kognitif yang baru. Menerima dan menemukan
adalah langkah pertama alam belajar. Langkah kedua adalah usaha mengingat atau
menguasai apa yang telah dipelajari itu agar dipergunakan. Jika seseorang
berusaha mengusai informasi baru itu dengan jalan menghubungkannya dengan apa
yang telah diketahuinya, terjadilah belajar yang bermakna. Jika seseorang hanya
berusaha mengingat informasi baru itu, terjadilah penghafalan (rote learning).
CIRI-CIRI GURU YANG
BERARLIRAN BEHAVIORISME
1. Guru
bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar.
2. Guru
tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri.
Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan
3. Guru
mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan positif dan
prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang didasari pada
prilaku yang tampak.
4. Dengan
melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan
bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah
mahir dalam satu bidang tertentu, akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan
pembiasaan dan pengulangan yang berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
5. Guru
memberikan bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian
kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu
menghasilakan suatu prilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu.
6. Guru
dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang lainnya dan seterusnya
sampai respons yang diinginkan muncul.
7. Guru
memperoleh kemampuan yang membutuhkan
praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan
daya tahan.
8. Guru
juga menerapakan untuk anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa,
suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan suka dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung
CIRI-CIRI GURU YANG
BERARLIRAN HUMANISME
Guru
sebagai fasilitator, psikologi humanisme memberi perhatian atas guru sebagai
fasilitator;
a. Fasilitator
sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok,
atau pengalaman kelas.
b. Fasilitator
membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan di dalam
kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum
c. Guru
mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan
tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi
d. Guru
mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas
dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka
e. Guru
menempatkan dirinya sendiri sebgai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok
f. Di
dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik
isi yang bersifat inteletual baik isi sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk
menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individu ataupun bagi kelompok
g. Bilamana
cuaca penerima dikelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat
berperan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pandangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain
h. Guru
mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntun dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai
suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Slemeto.
Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta;
Rineka Cipta, 2010.
Santrock,
John W. Psikologi Pendiddikan Educational
Psychology. Penerjemah Harya Bhimasena.
annildesta.weebly.com/2/post/2012/4/teori-belajar-behavioristik.html
alfallahu.blogspot.com/2013/04/teori-pembelajaran-behavioristik.html?m=1
warnaa-warnii.blogspot.com/2013/01/tujuan-mempelajari-psikologi-ilmu-jiwa.html?m=1
www.academia.edu/5357326/Manfaat_Mempelajarai_Psikologi_Pendidikan_Bagi_Pendidikan